MAKALAH
RESPON
TANAMAN TERHADAP
KENAIKAN
KADAR CO2 DI PERMUKAAN BUMI
OLEH :
NAMA
NIM
FAKULTAS
|
:
:
:
|
Moh. Syukron
Habibi
20200122045
Pertanian
|
INSTITUT
PERTANIAN ( INTAN ) YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Kenaikan kadar CO2 yang semakin meningkat akibat
penggunaan gas gas berbahaya saat ini tentu sangat mempengaruhi keadaan
lingkungan sekitar pula. Seperti penggunaan bahan bakar kendaraan dan limbah
pabrik yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu pemicu kenaikkan kadar CO2
di bumi. Dari hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap respon
tanaman dalam perkembangannya.
CO2 yang menjadi bahan utama dalam fotosintesis
cukup banyak diperlukan bagi tanaman, namun jika kenaikkan kadar CO2 yang tidak disertai denagn penambahan jumlah
tanaman juga dapat berpengaruh buruk bagi lingkungan sekitar.
Dalam hal ini penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk peningkatan
penulisan tugas – tugas yang selanjutnya. Tidak lupa juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Dra. Nike
triwahyuningsih, MP selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Agroklimatologi
2.
Orang tua
tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk penulis
3.
Teman –
teman yang membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis berharap semoga penulisan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan juga bagi penulis sendiri
khususnya.
|
Yogyakarta, 12 November 2011
Moh. Syukron Habibi
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
..........................................................................................
KATA PENGANTAR
.........................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
RINGKASAN
....................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
...................................................................................
1.
Latar
Belakang
................................................................................
2.
Rumusan
Masalah
...........................................................................
3.
Tujuan
.............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .....................................................................................
A.
Pengertian
karbondioksida (CO2) ...................................................
B.
Pengaruh
lingkungan terhadap tanaman .......................................
C.
Pengaruh
kenaikan karbondioksida (CO2) terhadap tanaman .......
1.
Fotosintesis
...............................................................................
2.
Respirasi
....................................................................................
D.
Cara
mengatasi kenaikan kadar CO2 yang meningkat tajam ……….
PENUTUP
........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................
|
i
ii
iii
iv
1
1
1
1
2
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Ringkasan
Hasil tanaman
sangat tergantung dari proses fotosintesis. Terjadi perbedaan respon
fotosintesis antara jenis tanaman C3 dan C4 terhadap perubahan kosentrasi CO2 di
udara. Beberapa tanaman mengalami perubahan biokimia sebagai tanggapan atas
peningkatan CO2. Fotosintesis pada tanaman C3 mengalami
peningkatan dengan bertambahnya kosentrasi CO2 di udara. Aktivitas
Rubisco pada mesofil mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebagai respon
dari peningkatan CO2 udara.
Peningkatan Biomassa
terbukti terjadi ketika dilakukan pengayaan CO2. Ini tak selalu
muncul dari fotosintesa. Kadar CO2 yang tinggi memicu penggunaan air
yang efisian dalam tanaman C4 seperti jagung. Peningkatan efisiensi air ini
merangsang pertumbuhan tanaman.
Dampak langsung yang dapat dijejaki dari peningkatan
CO2 adalah peningkatan tingkat fotosintesa daun. Peningkatan
fotosintesis akan meningkat sampai kadar CO2 mendekati 1000 ppm.
Hasil paling pasti adalah tanaman tumbuh cepat dan lebih besar.
Pada tanaman C3, kenaikan CO2
di udara akan mengakibatkan meningkatnya proses fotosintesis di daun. Sehingga
tanaman C3 baik digunakan untuk mengatasi masalah kenaikan CO2
yang meningkat tajam akhir-akhir ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman adalah makluk hidup yang
dapat menghasilkan makanan sendiri melalui proses yang dinamakan fotosintesis.
Dalam proses ini tumbuhan memerlukan CO2, Air dan cahaya matahari,
hasil dari fotosintesis ini adalah karbohidrat dan hasil sampingannya berupa O2.
Dengan adanya fotosintesis tanaman bisa hidup tanpa makanan dari makluk hidup
lainnya.
Sekarang zaman semakin madern, banyak
ditemukan teknologi-teknologi baru seperti motor, mobil, pesawat dan lain
sebagainya. Tapi teknogi itu menghasilkan karbondioksida yang menimbulkan efek
semakin memanasnya bumi ini atau sering disebut bglobal warming.
Peningkatan kosentrasi CO2 di
atmosfer sudah terjadi sejak beberapa ratus tahun yang lalu, namun lajunya
mengalami peningkatan yang sangat tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Hal
ini memicu terjadinya adaptasi tanaman terhadap perubahan karakteristik daun.
Dengan terus meningkatnya kadar CO2
akan mempengaruhi siklus kehidupan di bumi. Tumbuhan sebagai penghirup CO2
apakah mampu menetralisir karbondioksida yang semakin bertambah setiap tahunnya dan
berdampak apakah kenaikan karbondioksida bagi tanaman ?,
sertabagaimanakahuntukmengatasinya ?
2. Perumusan Masalah
a. Pengertian karbondioksida (CO2)
b. Pengaruh lingkungan terhadap
tanaman
c. Pengaruh kenaikan kadar karbondioksida
(CO2) terhadap tanaman
d. Cara
mengatasi kenaikan kadar CO2 yang semakin meningkat tajam
3. Tujuan
a. Mengetahui pengaruh
karbondioksida (CO2) terhadap tanaman
b. Untuk mengetahui dampak
kenaikan kadar karbondioksida (CO2)
c. Untuk mengetahui fungsi
karbondioksida bagi tanaman
d. Untuk
mengetahui cara menanggulangi kenaikan CO2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karbondioksida
(CO2)
Karbon dioksida (rumus
kimia: CO2) atau zat
asamarang adalah sejenis senyawa
kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer
bumi. Rata-rata konsentrasi karbon
dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume[1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan
waktu. Karbon dioksida adalah gas
rumah kaca yang penting karena ia menyerap
gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan,
fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting
dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung
berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air
panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah
5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah
-78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon
dioksida di atmosfer, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan
tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran
mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang
bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Coca
Cola). Konsentrasi yang lebih besar dari
5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000
ppm dapat membahayakan kehidupan hewan.[2]
Karbondioksida (CO2)
merupakan salah satu gas penting dalam pertumbuhan tanaman, namun juga
merupakan salah satu gas rumah kaca yang jumlahnya terus meningkat dari tahun
ke tahun. Peningkatan ini merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global (global
warming). Akibat dari pemanasan global, suhu bumi diperkirakan akan
meningkat 3-5oC serta menyebabkan perubahan iklim yang drastis pada
50 – 100 tahun yang akan datang.
B. Pengaruh lingkungan terhadap
tanaman
Variabel menonjol yang
diperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas
tanaman pangan akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 adalah bumi yang
memanas. Berdasarkan pengamatan obyektif di lapangan, diperkirakan akan lebih
rendah dibanding permodelan iklim yang lemah dan kasar menggunakan komputer.
Berdasarkan permodelan komputer, muka bumi rata-rata akan memanas sebesar
1,5-4,5OC jika kadar CO2 meningkat duakali. Secara keseluruhan iklim akan
memanas 3 kali 1,5OC pada akhir abad nanti, dan pemanasaan terbesar terjadi
dikutub, dan lebih rendah dikhatulistiwa.
Kedua, kenaikan suhu
dapat diperkirakan dan akan berpengaruh terhadap pola hujan. Untuk kebanyakan
tanaman pangan dan serat dan beberapa spesies lain perubahan dalam ketersediaan
air memiliki akibat yang lebih besar dibanding kenaikan suhu. Permodelan iklim
secara regional telah dimodelkan dalam tingkat yang lebih kurang meyakinkan
dibanding model untuk iklim global.
Perubahan yang
diperkirakan, jika terjadi dalam pola hujan dan suhu dengan kadar CO2 yang
tinggi akan menguntungkan produksi tanaman pangan beririgasi. Pertambahan areal
pertanian beririgasi di Amerika terjadi di delta misisipi dan dataran utara.
Hal serupa terjadi di India, China dan Rusia bagian selatan. Di USA, area tanam
jagung dan gandum musim dingin akan bergeser ke utara dan akan digantikan
sorgum dan padi-padian.
Ketiga, pemanasan
global mempengaruhi variabel yang berpengaruh terhadap produktifitas pertanian.
Hal ini akan sangat penting bagi pertanian yang terkait zona suhu, baik bagi
pertambahan maupun intensitas masa tanam atau satuan tingkat pertumbuhan.
Perhatian petani akan tertuju pada perbedaan musiman dan antar tahun pada curah
hujan, salju, lama musim tanam, dan beda suhu dalam hari-hari yang
berpengaruh pada tahap pertumbuhan. Stabilitas dan keandalan produksi adalah
sama pentingnya dengan besaran jumlah produksi itu sendiri.
Keprihatinan akan
perubahan iklim dimasa depan dan perubahan yang lebih besar lagi akan diimbangi
dengan penelitian mengenai manfaat peningkatan CO2 bagi fotosintesis dan
berkurangnya kebutuhan tanaman akan air, dan tetap meningkatnya hasil. Selama
70 tahuan, perubahan cuaca, mencerminkan bahwa hasil tanam di USA, Rusia,
India, China, Argentina, Canada dan Australia, memungkinkan negara dengan cuaca
baik dapat menjaga keamanan pangan negara dari cuaca yang buruk. Kekeringan
secara menyeluruh di dunia hampir tak pernah terjadi saat ini.
Walau ada kepastian
bahwa pertanian dunia dapat mengantisipasi perubahan iklim, perubahan itu akan
menambah masalah yang harus ditangani dalam dasa warsa kedepan. Masalah lain
adalah Kelangkaan air dan kualitas air, tanah yang menjadi gersang, pengadaan
energi dari bahan bakar fosil serta kelangsungan praktek pertanian yang
sekarang ada. Beberapa praktek yang membahayakan kesehatan manusia dan
kelestarian lingkungan harus diubah bersamaan dengan tingkat produksi yang aman
dan dapat diandalkan juga harus terus ditingkatkan. Prakiraan terjadinya
perubahan iklim membuat penelitian pertanian yang komprehensif menjadi sangat
penting dalam menghadapi perubahan itu secara efektif.
Penelitian mengenai
perubahan iklim, akan melengkapi usaha peningkatan produktivitas tanaman, yang
dipengaruhi oleh tekanan lingkungan, yang kini tengah dilakukan melalui
rekayasa genetik, perlakuan kimiawi dan pola pengolahan. Ini akan memberi dua
manfaat sekaligus, baik sebagai pelindung mengahadapi perubahan jangka pendek
lingkungan, seperti kemarau dan juga membantu menghadapi perubahan iklim dalam
jangka panjang, dan untuk mengkapitalisasi sumberdaya hayati bagi
peningkatan produksi.
Pandangan yang berbeda
mengenai pemanasan global yang memiliki bobot ilmiah yang baik muncul,
mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sekarang telah
disimpulkan oleh beberapa ilmuwan bahwa model prakiraan iklim yang dibuat
merupakan penyederhanaan yang sangat simplistis dari proses atmosfir dan lautan
yang sangat kompleks. Dan tak dapat dibuktikan bahwa pengeluaran gas rumah kaca
akan berpengaruh signifikan terhadap iklim dunia, sebab-sebab pemanasan global
juga lebih tidak dapat lagi dipastikan.
C. Pengaruh kenaikan kadar karbondioksida
terhadap tanaman
Peningkatan kosentrasi CO2 di
atmosfer sudah terjadi sejak beberapa ratus tahun yang lalu, namun lajunya
mengalami peningkatan yang sangat tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Hal
ini memicu terjadinya adaptasi tanaman terhadap perubahan karakteristik daun.
Peningkatankadar CO2 di permukaanbumi
1.Fotosintesis
Hasil tanaman sangat tergantung dari
proses fotosintesis. Terjadi perbedaan respon fotosintesis antara jenis tanaman
C3 dan C4 terhadap perubahan kosentrasi CO2 di udara. Beberapa
tanaman mengalami perubahan biokimia sebagai tanggapan atas peningkatan CO2. Fotosintesis
pada tanaman C3 mengalami peningkatan dengan bertambahnya kosentrasi CO2 di
udara. Aktivitas Rubisco pada mesofil mengalami peningkatan yang cukup tinggi
sebagai respon dari peningkatan CO2 udara.
Fotosintesis
tanaman C3 Fotosintesis tanaman C4
Perbeaantanaman C3
danC4 :
C3
|
C4
|
lebih adaptif pada kondisi
kandungan CO2 atmosfer tinggi
|
adaptif di daerah panas dan
kering
|
enzim yang menyatukan CO2 dengan
RuBP, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses
fotorespirasi
|
CO2 diikat oleh PEP yang
tidak dapat mengikat O2 sehingga
tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2
|
karbon dioxida masuk ke siklus
calvin secara langsung.
|
tidak mengikat karbon dioksida
secara langsung
|
Disebut tumbuhan C3 karena senyawa awal yang
terbentuk berkarbon 3 (fosfogliserat)
|
Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik
dan banyak mengandung kloroplas
|
Sebagian besar tumbuhan tinggi masuk ke dalam
kelompok tumbuhan C3
|
Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil dan
sel seludang pembuluh
|
Apabila stomata menutup akibat stress terjadi
peningkatan fotorespirasi pengikatan O2 oleh enzim Rubisco
|
Pengikatan CO2di udara melalui lintasan C4 di
sel mesofil dan reduksi karbon melalui siklus Calvin (siklus C3) di dalam sel
seludang pembuluh
|
2.Respirasi
Ada asumsi bahwa peningkatan CO2 di
atmosfer akan menurunkan pengambilan O2 oleh tanaman, namun
demikian sebuah penelitian dengan enam ratus kali pengukuran pada sembilan
jenis tanaman yang dilakukan di Illinois terhadap peningkatan kosentrasi CO2 dalam
jangka waktu yang panjang menunjukkan tidak adanya penurunan pengambilan O2 respirasi
tanaman (Davey et al., 2004). Penurunan konduktansi stomata yang
terjadi pada kosentrasi elevated CO2 hanya merupakan adaptasi
sementara namun tidak terjadi dalam jangka panjang. Selain itu pada beberapa
penelitian tidak terjadi perubahan pada karakteristik stomata. Respirasi tidak
mengalami perubahan pada kosentrasi CO2 yang ditingkatkan
hingga dua kali lipat dari kondisi normal.
Gambar 1 : Peningkatan laju assimilasi tanaman
kedele (C3) dengan pertambahan PAR pada konsentarsi CO2 berbeda.
d. Cara mengatasi kenaikan kadar CO2
1.
Reboisasi
Reboisasi merupakan penanaman kembali hutan
yang telah gundul, dengan menggunakan tumbuhan menahun.
2.
Memperkecil
Jejak Karbon
Merupakan perubahan sikap dan prilaku menuju
aktivitas yang lebih rendah emisi karbon, yaitu mengurangi konsumsi bahan bakar
fosil yang digunakan secara langsung termasuk untuk keperluan rumah tangga dan
transportasi. Selain itu, memperkecil barang – barang yang kita konsumsi.
3.
Budidaya
tanaman C3, karena tumbuhan C3 mampu menyerap lebih banyak kadar CO2dari
udara dibandingkan dengan tumbuhan C4 dan tumbuhan CAM.
PENUTUP
Dengan menghaturkan rasa syukur kepada Allah
swt dengan karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah ini.
Meskipun banyak permasalahan – permasalahan
yang dihadapi oleh petani dalam pembudidayaan kakao semoga penulisan makalah
ini dapat berguna bagi para pembaca dan yang berkeinginan membudidayakan
tanaman kakao untuk meningkatkan hasil produksi yang maksimal serta berkwalitas
baik. Penulis juga berharap penulisan makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca umunya dan bagi penulis khususnya. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk
perbaikkan penulisan tulisan yang selanjutnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada teman –
teman dan pihak – pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah
ini. Serta atas perhatian para pembaca mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Tjasyono,
Bambang. 1986. Iklim dan Lingkungan. PJ
Cendekia Jaya Utama : Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar