Minggu, 22 Januari 2012

PERTANIAN LAHAN PANTAI


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
            Pertanian lahan pantai munkin masih terdengar asing buat kita, kadang kita berpikir dapatkah tanah pasir yang tidak dapat menahan air bisa ditanami.Di Bantul khususnya di pantai Samas yang dulunya terdapat puluhan hektar padang pasir sekarang disulap menjadi lahan pertanian produktif. Berbagai macam budidaya tanaman seperti cabai, kacang tanah, bawang, buah naga dan lain-lain dapat tumbuh subur di lahan pasir ini.
            Bapak Subandi adalah petani pertama yang memperkasai terbentuknya lahan pantai tersebut. Beliau melakukan rekayasa sejak tahun 1983 sampai sekarang. Beliau bersama kelompok tani yang beliau miliki  melakukan ujicoba dengan  36 perlakuan terhadap lahan pantai, dan hasilnya yaitu lahan pasir yang tadinya tidak dapat di Tanami tanaman apapun, sekarang sudah dapat di Tanami berbagai macam tanaman sayuran yang bernilai ekonomis cukup tinggi karena dalam pertanian di lahan pasir ini menggunakan pupuk organik dan pestisida/insektisida alami dalam budidayanya.

            Tanaman yang lagi popular saat ini yaitu buah naga dapat tumbuh subur di lahan ini. Tanaman yang diketahui mempunyai banyak manfaat seperti untuk mencegah kanker, melancarkan peredaran darah dalam tubuh kita, menetralisir kadar gula darah dan masih banyak manfaat yang lainnya. Buah naga yang membutuhkan sinar matahari penuh, kebutuhannya tersebut dapat terpenuhi karena di lahan pantai memiliki intensitas cahaya matahari yang sangat baik.


B. Tujuan
  1. Memenuhi SKS pada semester 2 study di Institut Pertanaian (INTAN) Yogyakarta yang belum tuntas.
2.      Untuk mengetahui budidaya lahan pantai dan bagaimana cara membuat lahan pantai supaya dapat ditanami.
3.      Untuk menambah pengetahuan tentang pertanian secara luas.





BAB II
PEMBAHASAN

lahan pantai yang sudah dimanfaatkan lahanya untuk budidaya tanaman sayuran adalah lahan pantai Samas di Kabupaten Bantul Yogyakarta, pada awalnya bermula tahun 1983 yang dipelopori oleh Bapak Subandi dalam pemanfaatan lahan pantai dengan membuat rekayasa lahan agar menjadi lahan produktif yang dapat ditanami berbagai macam komoditi pertanian. Semua tanah dapat direkayasa untuk dapat menjadi lahan produktif, salah satunya untuk di lahan pasir pantai Samas dengan cara :
1.      Membuat demplot
2.      Menambahkan :
a.       50 ton pupuk kandang
b.      30 ton tanah liat
c.       500 kg kapur dolomit
3.      Semua bahan di aduk dengan kedalaman pasir 30 cm
Ukuran tersebut digunakan untuk 1 ha tanah, dan setelah semua bahan menjadi satu kemudian tanah menjadi marjinal, fungsi dari bahan – bahan tersebut adalah sebagai pelengkap komposisi dan pembentuk struktur tanah. Seperti pupuk kandang berfungsi sebagai bahan organik bagi tanah untuk pelengkap unsur – unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan sebagai perekat tanah supaya tanah dapat menahan air, kapur dolomit berfungsi untuk menaikkan kadar pH tanah dan mengurangi asam tanah. Tanah liat berfungsi sebagai pelengkap struktur tanah. Untuk penghematan biaya produksi kapur dolomit yang digunakan adalah kapur dolomit yang dibuat sendiri oleh para petani, cara pembuatan kapur dolomit adalah kapur dibakar menjadi gamping lalu dimasukkan kedalam kolam dan di beri air, kemudian didiamkan setelah itu kapur digiling. Untuk MES atau kekristalan yang diperlukan tidak terlalu tinggi.
Setelah perekayasaan lahan selesai maka lahan siap untuk membudidayakan tanaman yang diinginkan. Untuk di pantai Sama, budidaya yang dilakukan para petani adalah menanam cabai tumpang sari dengan bawang merah,bawang,kacang tanah atau jenis sayuran lain. Namun para petani kebanyakan menanam cabai yang tumpang sari dengan kacang. Serta ada pula petani yang memilih membudidayakan buah naga di lahan pantai Samas.
budidaya tanaman yang dilakukan petani di Samas adalah sebagai berikut :
1. Budidaya Cabai
            Tanaman cabai yang biasa ditanam oleh petani di Samas adalah jenis cabai besar. Penanaman cabai dilakukan secara serentak oleh para petani di Samas, Sehingga bisa dipanen bersama-sama atau petani di Samas menyebutnya panen raya dan dijual dengan system lelang.
            Cara budidaya tanaman cabai di lahan pantai Samas :
1.      Penanaman
Cabai ditanam dengan jarak tanam 20 X 20 cm, jika ingin menanam cabai tumpang sari dengan tanaman bawang merah maka bawang merah ditanam setelah umur cabai mencapai 15 hari. Karena lahan pantai memiliki tekanan angin yang cukup kuat mencapai 5 sampai 10 not maka perlu adanya tanaman lain yang berfungsi untuk memecah angin, agar angin tetap terkendali sehingga angin yanng menerjang cabai tidak menimbulkan cabai patah. Salah satu tanaman yang digunakan untuk memecah angin petani lahan pantai Samas menggunakan tanaman jagung.
2.      Pemupukan
            Untuk pupuk yang digunakan untuk cabai dalam 1 ha adalah secara :
Pemupukan ke-1
Pemupukan ke-2
10 ton pupuk kandang + 200kg NPK + 100kg ZA
200kg NPK + 100kg ZA ( umur 15 hari )
3.      Pengendalian hama dan penyakit
Dalam pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara organik, seperti untuk hama jenis insekta maka pengendaliannya dengan cara membuat insektisida hayati sehingga bebas dari residu yang berbahaya. Dan untuk penyakit yang diakibatkan tanaman cabai yang terserang jamur Vosarium dilakukan menanami jagung. Karena jagung memiliki mikoriza yang berada di akar yang dapat bersimbiosis antara mikoriza di akar jangung yang mampu memakan jamur dengan tanaman sehingga berguna untuk pengendalian  jamur Vosarium yang menyerang cabai. Caranya cabai yang terserang jamur Vosarium  dicabut kemudian dari bekas akar cabai ditanami jagung.
Kemudian untuk tanaman cabai yang terserang virus Antrakmosa dilakukan dengan cara pembuatan pestisida alami yang tidak berbahaya bagi lingkungan, cara pembuatan pestisida untuk virus Antrakmosa adalah mencari daun yang kandungan klorotonilnya tinggi contohnya daun bambu, yaitu dengan cara daun bambu dikeringkan kemudian dibakar dan diambil abunya. Setelah didapat 1kg abu + 1sdm garam + 1sdm detergen. Setelah semua bahan tersedia untuk proses fermentasi membutuhkan tempat yang kedap udara atau toples atau inkubator. Maka bahan – bahan tadi dimasukkan ke dalam toples tutup rapat dan diamkan selama 1 minggu kemudian pestisida baru dapat digunakan
4.      Pengairan Tanaman cabai
Sistem pengairan dengan menggunakan sumur bor, sumur biasa yang dibuat berantai diantara sela – sela tanaman di lahan yang memanfaatkan sungai Muara Winingo, serta pembuatan tampungan air yang cukup besar kemudian disedot menggunakan diesel. Pengairan dilakukan secara penyiraman dengan selang – selang ke tanaman cabai yang dilakukan dari umur cabai 0 – 45 hari. Penyiraman dilakukan pada pagi dan siang hari. Selain berfungsi untuk mencukupi kebutuhan tanaman cabai akan air, penyiraman juga berfungsi untuk mengurangi kadar garam jika penyiraman pagi hari dan pada siang hari berfungsi untuk mengurangi suhu panas agar tetap terjaga. Pada musim penghujan penyiraman dilakukan sebanyak 3 X sehari atau bahkan lebih, karena pada musim penghujan penguapan lahan lebih banyak terjadi sehingga untuk bercocok tanam di lahan pantai lebih bagus pada musim kemarau karena tingkat penguapan yang lebih rendah dibanding dengan musim penghujan.
5.      Pemasaran
Karena cabai yang ditanam dalam pemupukannya mengunakan bahan organik dan tidak mengunakan bahan kimia, maka dalam proses pemasaarannya tidak sulit yaitu melalui pasar lelang dan banyak kalangan yang sudah memesan. Namun, sebelum dilakukan pemasaran maka terlebih dahulu cabai dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu :
a.       Cabai kelas A untuk masuk supermarket
b.      Cabai kelas B untuk masuk pasar induk
c.       Cabai kelas C untuk masuk pasar lokal
            Setelah melalui pengelompokkan kelas cabai maka sistem pemasarannya adalah dengan melalui pasar lelang yang sebelumnya sudah memberikan sample awal saat penen raya cabai sebelum terjadi pembelian dari pihak pasar, diantara tempat – tempat yang sudah dimasuki pasar lelang para petani cabai di pantai Samas adalah di Indo Market, Johar Semarang, Kramat Jati dan mulai keluar dari pulau Jawa seperti memasarkan pula ke Lampung dan Palembang. Rata – rata dalam 1 ha mampu menghasilkan 20 ton, dengan kisaran harga Rp.18.300/kg.
Karena sistem tanam yang tumpang sari biasanya dapat pula hasil dari tanaman yang ditanaman berdampingan dengan cabai seperti bawang merah yang ditanam di sela – sela cabai dapat menghasilkan 20ton/ha dengan kisaran harga Rp.10.000/kg untuk bawang merah kelas A dan Rp.7.500/kg untuk bawang merah kelas B.

2. Bdidaya Buuah naga
Selain dimanfaatkan untuk bertani cabai, lahan pantai di Samas digunakan pula untuk bertani buah naga yang memang tergolong tanaman CAM atau sejenis kaktus yang cocok untuk lahan berpasir. Buah naga yang kini mulai dikenal masyarakat sebagai buah yang memiliki banyak manfaat tersebut karena minat para konsumen akan buah naga yang terus meningkat, sehingga termasuk buah yang bernilai ekonomi tinggi pula menjadi alasan para petani untuk membudidayakan buah naga.
Buah naga termasuk tanaman yang berumur cukup lama sehingga tidak harus sering mengganti tanaman baru, yaitu 15 – 20 tahun umur buah naga, dan dengan waktu yang cukup singkat sudah dapat menghasilkan produksi buah yaitu mulai berbunga pada umur 6 bulan sudah dapat berbunga. Kemudian dari berbunga sampai panen hanya butuh waktu 40 hari saja. Dan dalam satu pohon buah naga mampu menghasilkan 5 – 6 buah per batang.
Untuk Perawatannya, Penanaman buah naga dengan kedalaman 40 cm dan jarak tanam 2,5 m X 2,5 m tiap satu pohon dengan pohon yang lain. Untuk perawatan tanaman buah naga perlu dilakukan penyiraman 1 minggu sekali. Dalam pemupukan buah naga digunakan pupuk organik + NPK. Dengan satu batang takarnnya 1 sdm pupuk. Dan setiap 5 tahun sekali dilakukan pengurangan batang yang sudah tua agar batang muda yang tumbuh tidak terganggu dengan batang tua yang sudah tidak produktif lagi.
Buah naga memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu :
1.      Mencegah berbagai macam kanker
2.      Menstlabilkan tekanan darah
3.      Menurunkan kolesterol darah
4.      Menstlabilkan kadar gula darah


KEUNTUNGAN DAN KEUNGGULAN PERTANIAN DI LAHAN PANTAI :
  1. Hama tanaman sedikit dan cara penanggulangannya mudah
  2. Memiliki intensitas cahaya yang bagus
  3. Memakai pestisida alami sehingga Cabai bebas dari bahan kimia
  4. System perairannya bagus
  5. Hasil panen memiliki kualitas atau mutu yang tinggi sehingga harga jual juga menjadi tinggi.

KENAIKAN KADAR CO2


MAKALAH

RESPON TANAMAN TERHADAP
KENAIKAN KADAR CO2 DI PERMUKAAN BUMI









OLEH :

NAMA
NIM
FAKULTAS
:
:
:
Moh. Syukron Habibi
20200122045
Pertanian







 


INSTITUT PERTANIAN ( INTAN ) YOGYAKARTA
2011



KATA PENGANTAR
                                                                                                                 
Kenaikan kadar COyang semakin meningkat akibat penggunaan gas gas berbahaya saat ini tentu sangat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar pula. Seperti penggunaan bahan bakar kendaraan dan limbah pabrik yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu pemicu kenaikkan kadar CO2 di bumi. Dari hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap respon tanaman dalam perkembangannya.
CO2  yang menjadi bahan utama dalam fotosintesis cukup banyak diperlukan bagi tanaman, namun jika kenaikkan kadar CO2  yang tidak disertai denagn penambahan jumlah tanaman juga dapat berpengaruh buruk bagi lingkungan sekitar.
Dalam hal ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk peningkatan penulisan tugas – tugas yang selanjutnya. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.      Dra. Nike triwahyuningsih, MP selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Agroklimatologi
2.      Orang tua tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk penulis
3.      Teman – teman yang membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan juga bagi penulis sendiri khususnya.







Yogyakarta, 12 November 2011




Moh. Syukron Habibi





                                                                                                   


DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
RINGKASAN ....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................
1.     Latar Belakang ................................................................................
2.     Rumusan Masalah ...........................................................................
3.     Tujuan .............................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN .....................................................................................
A.    Pengertian karbondioksida (CO2) ...................................................
B.     Pengaruh lingkungan terhadap tanaman .......................................
C.     Pengaruh kenaikan karbondioksida (CO2) terhadap tanaman .......
1.     Fotosintesis ...............................................................................
2.     Respirasi ....................................................................................
D.    Cara mengatasi kenaikan kadar CO2 yang meningkat tajam ……….
PENUTUP ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
i
ii
iii
iv


1
1
1
1


2
2
3
4
5
6
7
8
9


Ringkasan
Hasil tanaman sangat tergantung dari proses fotosintesis. Terjadi perbedaan respon fotosintesis antara jenis tanaman C3 dan C4 terhadap perubahan kosentrasi CO2 di udara. Beberapa tanaman mengalami perubahan biokimia sebagai tanggapan atas peningkatan CO2. Fotosintesis pada tanaman C3 mengalami peningkatan dengan bertambahnya kosentrasi CO2 di udara. Aktivitas Rubisco pada mesofil mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebagai respon dari peningkatan CO2 udara.
Peningkatan Biomassa terbukti terjadi ketika dilakukan pengayaan CO2. Ini tak selalu muncul dari fotosintesa. Kadar CO2 yang tinggi memicu penggunaan air yang efisian dalam tanaman C4 seperti jagung. Peningkatan efisiensi air ini merangsang pertumbuhan tanaman.
Dampak langsung yang dapat dijejaki dari peningkatan CO2 adalah peningkatan tingkat fotosintesa daun. Peningkatan fotosintesis akan meningkat sampai kadar CO2 mendekati 1000 ppm. Hasil paling pasti adalah tanaman tumbuh cepat dan lebih besar.
            Pada tanaman C3, kenaikan CO2 di udara akan mengakibatkan meningkatnya proses fotosintesis di daun. Sehingga tanaman C3 baik digunakan untuk mengatasi masalah kenaikan CO2 yang meningkat tajam akhir-akhir ini.

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Tanaman adalah makluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri melalui proses yang dinamakan fotosintesis. Dalam proses ini tumbuhan memerlukan CO2, Air dan cahaya matahari, hasil dari fotosintesis ini adalah karbohidrat dan hasil sampingannya berupa O2. Dengan adanya fotosintesis tanaman bisa hidup tanpa makanan dari makluk hidup lainnya.
Sekarang zaman semakin madern, banyak ditemukan teknologi-teknologi baru seperti motor, mobil, pesawat dan lain sebagainya. Tapi teknogi itu menghasilkan karbondioksida yang menimbulkan efek semakin memanasnya bumi ini atau sering disebut bglobal warming.
Peningkatan kosentrasi CO2 di atmosfer sudah terjadi sejak beberapa ratus tahun yang lalu, namun lajunya mengalami peningkatan yang sangat tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini memicu terjadinya adaptasi tanaman terhadap perubahan karakteristik daun.
Dengan terus meningkatnya kadar CO2 akan mempengaruhi siklus kehidupan di bumi. Tumbuhan sebagai penghirup CO2 apakah mampu menetralisir karbondioksida yang semakin bertambah setiap tahunnya dan berdampak apakah kenaikan karbondioksida bagi tanaman ?, sertabagaimanakahuntukmengatasinya ?
2.      Perumusan Masalah
a.      Pengertian karbondioksida (CO2)
b.      Pengaruh lingkungan terhadap tanaman
c.       Pengaruh kenaikan kadar karbondioksida (CO2) terhadap tanaman
d.      Cara mengatasi kenaikan kadar CO2 yang semakin meningkat tajam

3.      Tujuan
a.      Mengetahui pengaruh karbondioksida (CO2) terhadap tanaman
b.      Untuk mengetahui dampak kenaikan kadar karbondioksida (CO2)
c.       Untuk mengetahui fungsi karbondioksida bagi tanaman
d.      Untuk mengetahui cara menanggulangi kenaikan CO2




BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karbondioksida (CO2)
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asamarang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume[1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru menjadi merah muda.
Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Coca Cola). Konsentrasi yang lebih besar dari 5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan hewan.[2]
Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas penting dalam pertumbuhan tanaman, namun juga merupakan salah satu gas rumah kaca yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global (global warming). Akibat dari pemanasan global, suhu bumi diperkirakan akan meningkat 3-5oC serta menyebabkan perubahan iklim yang drastis pada 50 – 100 tahun yang akan datang.

B. Pengaruh lingkungan terhadap tanaman
Variabel menonjol yang diperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman pangan akibat terjadinya peningkatan kadar CO2 adalah bumi yang memanas. Berdasarkan pengamatan obyektif di lapangan, diperkirakan akan lebih rendah dibanding permodelan iklim yang lemah dan kasar menggunakan komputer. Berdasarkan permodelan komputer, muka bumi rata-rata akan memanas sebesar 1,5-4,5OC jika kadar CO2 meningkat duakali. Secara keseluruhan iklim akan memanas 3 kali 1,5OC pada akhir abad nanti, dan pemanasaan terbesar terjadi dikutub, dan lebih rendah dikhatulistiwa.
Kedua, kenaikan suhu dapat diperkirakan dan akan berpengaruh terhadap pola hujan. Untuk kebanyakan tanaman pangan dan serat dan beberapa spesies lain perubahan dalam ketersediaan air memiliki akibat yang lebih besar dibanding kenaikan suhu. Permodelan iklim secara regional telah dimodelkan dalam tingkat yang lebih kurang meyakinkan dibanding model untuk iklim global. 
Perubahan yang diperkirakan, jika terjadi dalam pola hujan dan suhu dengan kadar CO2 yang tinggi akan menguntungkan produksi tanaman pangan beririgasi. Pertambahan areal pertanian beririgasi di Amerika terjadi di delta misisipi dan dataran utara. Hal serupa terjadi di India, China dan Rusia bagian selatan. Di USA, area tanam jagung dan gandum musim dingin akan bergeser ke utara dan akan digantikan sorgum dan padi-padian.
Ketiga, pemanasan global mempengaruhi variabel yang berpengaruh terhadap produktifitas pertanian. Hal ini akan sangat penting bagi pertanian yang terkait zona suhu, baik bagi pertambahan maupun intensitas masa tanam atau satuan tingkat pertumbuhan. Perhatian petani akan tertuju pada perbedaan musiman dan antar tahun pada curah hujan, salju,  lama musim tanam, dan beda suhu dalam hari-hari yang berpengaruh pada tahap pertumbuhan. Stabilitas dan keandalan produksi adalah sama pentingnya dengan besaran jumlah produksi itu sendiri.
Keprihatinan akan perubahan iklim dimasa depan dan perubahan yang lebih besar lagi akan diimbangi dengan penelitian mengenai manfaat peningkatan CO2 bagi fotosintesis dan berkurangnya kebutuhan tanaman akan air, dan tetap meningkatnya hasil. Selama 70 tahuan, perubahan cuaca, mencerminkan bahwa hasil tanam di USA, Rusia, India, China, Argentina, Canada dan Australia, memungkinkan negara dengan cuaca baik dapat menjaga keamanan pangan negara dari cuaca yang buruk. Kekeringan secara menyeluruh di dunia hampir tak pernah terjadi saat ini.
Walau ada kepastian bahwa pertanian dunia dapat mengantisipasi perubahan iklim, perubahan itu akan menambah masalah yang harus ditangani dalam dasa warsa kedepan. Masalah lain adalah Kelangkaan air dan kualitas air, tanah yang menjadi gersang, pengadaan energi dari bahan bakar fosil serta kelangsungan praktek pertanian yang sekarang ada. Beberapa praktek yang membahayakan kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan harus diubah bersamaan dengan tingkat produksi yang aman dan dapat diandalkan juga harus terus ditingkatkan. Prakiraan terjadinya perubahan iklim membuat penelitian pertanian yang komprehensif menjadi sangat penting dalam menghadapi perubahan itu secara efektif.
Penelitian mengenai perubahan iklim, akan melengkapi usaha peningkatan produktivitas tanaman, yang dipengaruhi oleh tekanan lingkungan, yang kini tengah dilakukan melalui rekayasa genetik, perlakuan kimiawi dan pola pengolahan. Ini akan memberi dua manfaat sekaligus, baik sebagai pelindung mengahadapi perubahan jangka pendek lingkungan, seperti kemarau dan juga membantu menghadapi perubahan iklim dalam jangka panjang, dan untuk mengkapitalisasi sumberdaya hayati  bagi peningkatan produksi.
Pandangan yang berbeda mengenai pemanasan global yang memiliki bobot ilmiah yang baik muncul, mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sekarang telah disimpulkan oleh beberapa ilmuwan bahwa model prakiraan iklim yang dibuat merupakan penyederhanaan yang sangat simplistis dari proses atmosfir dan lautan yang sangat kompleks. Dan tak dapat dibuktikan bahwa pengeluaran gas rumah kaca akan berpengaruh signifikan terhadap iklim dunia, sebab-sebab pemanasan global juga lebih tidak dapat lagi dipastikan.

C. Pengaruh kenaikan kadar karbondioksida terhadap tanaman
Peningkatan kosentrasi CO2 di atmosfer sudah terjadi sejak beberapa ratus tahun yang lalu, namun lajunya mengalami peningkatan yang sangat tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini memicu terjadinya adaptasi tanaman terhadap perubahan karakteristik daun.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/Mauna_Loa_Carbon_Dioxide-id.svg/280px-Mauna_Loa_Carbon_Dioxide-id.svg.png
Peningkatankadar CO2 di permukaanbumi

1.Fotosintesis
Hasil tanaman sangat tergantung dari proses fotosintesis. Terjadi perbedaan respon fotosintesis antara jenis tanaman C3 dan C4 terhadap perubahan kosentrasi CO2 di udara. Beberapa tanaman mengalami perubahan biokimia sebagai tanggapan atas peningkatan CO2. Fotosintesis pada tanaman C3 mengalami peningkatan dengan bertambahnya kosentrasi CO2 di udara. Aktivitas Rubisco pada mesofil mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebagai respon dari peningkatan CO2 udara.
Fotosintesis tanaman C3                                                         Fotosintesis tanaman C4






Perbeaantanaman C3 danC4 :
C3
C4
lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi
adaptif di daerah panas dan kering
enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses
fotorespirasi
CO2 diikat oleh PEP yang
tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2
karbon dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung.
tidak mengikat karbon dioksida secara langsung
Disebut tumbuhan C3 karena senyawa awal yang terbentuk berkarbon 3 (fosfogliserat)
Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplas
Sebagian besar tumbuhan tinggi masuk ke dalam kelompok tumbuhan C3
Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil dan sel seludang pembuluh
Apabila stomata menutup akibat stress terjadi peningkatan fotorespirasi pengikatan O2 oleh enzim Rubisco
Pengikatan CO2di udara melalui lintasan C4 di sel mesofil dan reduksi karbon melalui siklus Calvin (siklus C3) di dalam sel seludang pembuluh

2.Respirasi
Ada asumsi bahwa peningkatan CO2 di atmosfer akan menurunkan pengambilan O2 oleh tanaman, namun demikian sebuah penelitian dengan enam ratus kali pengukuran pada sembilan jenis tanaman yang dilakukan di Illinois terhadap peningkatan kosentrasi CO2 dalam jangka waktu yang panjang menunjukkan tidak adanya penurunan pengambilan O2 respirasi tanaman (Davey et al., 2004). Penurunan konduktansi stomata yang terjadi pada kosentrasi elevated CO2 hanya merupakan adaptasi sementara namun tidak terjadi dalam jangka panjang. Selain itu pada beberapa penelitian tidak terjadi perubahan pada karakteristik stomata. Respirasi tidak mengalami perubahan pada kosentrasi CO2 yang ditingkatkan hingga dua kali lipat dari kondisi normal.
Gambar 1 : Peningkatan laju assimilasi tanaman kedele (C3) dengan pertambahan PAR pada konsentarsi CO2 berbeda.
http://acehpedia.org/images/thumb/4/4d/Grafik_1.png/400px-Grafik_1.png




d. Cara mengatasi kenaikan kadar CO2
1.      Reboisasi
Reboisasi merupakan penanaman kembali hutan yang telah gundul, dengan menggunakan tumbuhan menahun.
2.      Memperkecil Jejak Karbon
Merupakan perubahan sikap dan prilaku menuju aktivitas yang lebih rendah emisi karbon, yaitu mengurangi konsumsi bahan bakar fosil yang digunakan secara langsung termasuk untuk keperluan rumah tangga dan transportasi. Selain itu, memperkecil barang – barang yang kita konsumsi.
3.      Budidaya tanaman C3, karena tumbuhan C3 mampu menyerap lebih banyak kadar CO2dari udara dibandingkan dengan tumbuhan C4 dan tumbuhan CAM.
















PENUTUP

Dengan menghaturkan rasa syukur kepada Allah swt dengan karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini.
Meskipun banyak permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam pembudidayaan kakao semoga penulisan makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan yang berkeinginan membudidayakan tanaman kakao untuk meningkatkan hasil produksi yang maksimal serta berkwalitas baik. Penulis juga berharap penulisan makalah ini  bermanfaat  bagi para pembaca umunya dan bagi penulis khususnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikkan penulisan tulisan yang selanjutnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada teman – teman dan pihak – pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini. Serta atas perhatian para pembaca mengucapkan banyak terima kasih.
















DAFTAR PUSTAKA


Tjasyono, Bambang. 1986. Iklim dan Lingkungan. PJ Cendekia Jaya Utama : Bandung